Abstraksi
Pada
Juli 2017
dari
82 Kota IHK di Indonesia, tercatat 59 kota mengalami inflasi dan 23
kota mengalami deflasi. Dari
2 kota IHK di Provinsi Maluku, Kota Ambon mengalami inflasi
sebesar 0,86 persen dengan IHK 130,75
dan Kota
Tual mengalami inflasi sebesar 2,29 persen
dengan IHK 154,37. Inflasi
tertinggi terjadi di Kota Bau-Bau sebesar 2,44 persen dengan IHK 134,83
dan inflasi terendah terjadi di Kota Meulaboh sebesar 0,01 persen dengan IHK sebesar 127,99.
Deflasi
tertinggi terjadi di Kota Merauke sebesar 1,50 persen
dengan IHK 133,53
dan terendah terjadi di Kota Metro dan Kota Probolinggo
sebesar 0,07
persen dengan IHK masing-masing sebesar 136,49 dan 126,10. Dari 82 Kota IHK di Indonesia, pada Juli 2017 IHK Kota Ambon menduduki peringkat 32, inflasi bulanan Kota Ambon menduduki
peringkat 7, inflasi tahun kalender Kota Ambon menduduki peringkat 12, serta untuk inflasi tahun ke tahun Kota Ambon menduduki peringkat 4. Dari 82 Kota IHK di Indonesia, pada Juli 2017 IHK Kota Tual menduduki
peringkat 1,
inflasi bulanan Kota Tual menduduki peringkat 2, inflasi tahun kalender Kota
Tual menduduki peringkat 1, serta inflasi tahun ke tahun Kota Tual menduduki
peringkat 1. Inflasi
tahun kalender Kota Ambon di bulan Juli
2017 sebesar
3,89 persen
dan inflasi tahun ke tahun (Juli 2017 terhadap Juli 2016) sebesar 5,84 persen. Inflasi
tahun kalender Kota Tual di bulan Juli 2017 sebesar 10,16 persen
dan inflasi tahun ke
tahun (Juli 2017 terhadap Juli 2016)
sebesar 11,45 persen. Inflasi di
Kota Ambon terjadi pada 5
kelompok pengeluaran dengan inflasi
tertinggi pada kelompok bahan makanan sebesar 4,76 persen dan
inflasi terendah pada kelompok kesehatan sebesar 0,03 persen.
Deflasi terjadi pada 2 kelompok pengeluaran yakni kelompok transpor,
komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 1,59 persen dan pada kelompok sandang
sebesar 0,09 persen. Inflasi di
Kota Tual terjadi pada 3 kelompok pengeluaran dengan inflasi tertinggi pada
kelompok bahan
makanan sebesar 5,35 persen dan inflasi terendah pada kelompok sandang sebesar
0,50 persen. Deflasi terjadi pada 2 kelompok
pengeluaran yakni kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,05 persen dan pada kelompok perumahan,
air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,02 persen. Pada kelompok kesehatan dan kelompok pendidikan,
rekreasi, dan olahraga tidak terjadi perubahan.